Loading...
Kamis, 19 Februari 2015

Sepeda Onthel, Transportasi Ramah Lingkungan dan Menyehatkan


Sepeda Onthel atau terkadang disebut sepeda unta, sepeda kebo, atau pit pancal adalah sepeda standar dengan ban ukuran 28 inchi. Dulu, biasa digunakan masyarakat perkotaan hingga tahun 1970-an.

Berbagai macam merek sepeda onthel beredar di pasar Indonesia. Pada segmen premium terdapat merek Gazelle (Belanda) dan Simplex (Belanda). Sedangkan segmen di bawahnya diisi oleh beberapa merek terkenal seperti, Raleigh, Humber, Fongers, Batavus, Phillips, dan Foster.

Sepeda ini mempunyai klasifikasi gender yang tegas antara sepeda pria dan sepeda wanita. Kemudian memiliki 3 varian ukuran rangka standar yakni, 57, 61, dan 66 cm.

Pada tahun 1970-an, keberadaan sepeda onthel mulai digeser oleh sepeda jengki yang berukuran lebih kompak, baik dari ukuran tinggi maupun panjangnya dan tidak dibedakan desainnya untuk pengendara pria atau wanita.

Waktu itu, sepeda jengki yang cukup populer adalah merek Phoenix dari China. Sepeda jengki sendiri kemudian pada tahun 1980-an mulai digeser oleh sepeda federal atau MTB sampai sekarang.

Sepeda Ontel kemudian secara perlahan lebih banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan sampai sekarang. Akhirnya, sepeda onthel karena usianya, menjadi barang yang bersifat antik dan unik,

Dari situ, mulailah situasi berbalik, sepeda ontel yang dulunya terbuang, sekarang pada tahun 2000-an justru diburu kembali oleh semua kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa, sampai pejabat. Orang Jawa mengatakan inilah “wolak-waliking jaman”.

Keranjingan masyarakat terhadap sepeda onthel adalah tepat bersamaan dengan berkembangnya ancaman global warming. Bisa jadi ketika BBM semakin mahal dan polusi udara semakin tidak terkendali, komunitas sepeda onthel akan menjadi salah satu garda terdepan untuk mensosialisasikan kembali pentingnya naik sepeda. Sepeda yang dulunya dianggap kuno dan udik, barangkali akan kembali menjadi alat transportasi utama di masa mendatang.

Hal ini terbukti dengan semakin maraknya Komunitas Sepeda Ontel yang ada. Ini terdapat di kota-kota besar, maupun derah. Sebut saja di kota Jakarta, Jogja dan kota-kota besar lainnya. Tepatnya di pinggiran kota Jakarta, ada sebuah Komunitas Sepeda Othel yang biasa mangkal di di depan Mal Matahari (Mal Daan Mogot Baru).

Komunitas ini biasanya akan terlihat setiap minggu di depan Mal Matahari (Mal Daan Mogot) mulai pukul 05.00 pagi. Seperti biasanya, selain bercengkrama, mereka pun bersenda gurau sambil bertukar informasi baik tentang sepeda onthel-nya masing-masing atau pembahasan lainnya.

Karena kesamaan minat dan hobi pada sesuatu yang unik seperti inilah, Agus, Agustino, Daud, Suardi, dan masih banyak lainnya, bisa berkumpul setiap minggu. Mereka semua adalah penggemar sepeda ontel di kawasan tersebut. Sebuah hobi yang bisa dikatakan sangat berbeda.

Para pengggemar sepeda ontel di Cengkareng ini awalnya setiap hari Minggu pagi biasa berkumpul dengan puluhan anggota KOBA yang lain di Bundaran HI. Karena merasa di seputaran wilayah mereka tinggal ternyata cukup banyak penggemarnya, maka kini dicoba untuk mulai membangun tempat nongkrong baru, di depan Mal Matahari, Daan Mogot Baru.

Untuk memenuhi hobinya, banyak para pencinta sepeda ontel juga mencari hingga ke pelosok di Pulau Jawa. Hal ini dilakukan demi mendapatkan sepeda ontel yang dianggap sangat unik dan langka.

Selain Komunitas Sepeda Ontel di Cengkareng, kelompok yang mengatasnamakan Prima Ontel Club (POC) Bekasi adalah salah satu komunitas sepeda zaman kolonial yang tetap eksis. Komunitas sepeda ontel yang satu ini lahir pada bulan Juni 2006 lalu. Banyak komunitas sepeda ontel berkembang dan menjamur di seluruh pelosok kota dan daerah, bahkan tak tanggung-tanggung anggotanya pun datang dari kalangan atas.

Komunitas ini memiliki efek yang cukup besar bagi kondisi lingkungan udara di sejumlah kota. Bayangkan jika sebagian besar orang menggunakan sepeda dalam melakukan aktivitasnya. Secara otomatis, penggunaan kendaraan akan berkurang dan begitu juga dengan polusi udara. Sampai saat ini, anggotanya berkisar 150 orang, namun tidak menutup peluang akan muncul anggota-anggota baru.

Komunitas sepeda Ontel ini kerap nongkrong di komplek Perumahan Prima Harapan Regensi, Teluk Pucung, Bekasi Utara. Komunitas ini tidak hanya menjadi ajang pamer sepeda kuno, tapi juga sering menggelar semacam tur wisata keliling Kota Bekasi menyaksikan sejumlah bangunan kuno dengan mengendarai sepeda ontel.

Tujuannya, tidak lain supaya aktivitas bersepeda di Kota Bekasi bakal lebih semarak. Sehingga tidak akan aneh lagi kalau ada yang melihat sekumpulan komunitas sepeda kuno maupun sepeda ontel.

Selain digunakan oleh orang yang tergabung di Komunitas sepeda Ontel, sepeda ini pun masih banyak di gunakan, khususnya di daerah Jawa. Bukan hanya digunakan sebagai alat transportasi ke pasar saja, sepeda ontel pun masih digunakan untuk pergi kerja, ke kampus atau ke sekolah. (dh)

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP